A.
Judul
Pengukuran
Jarak Optis dengan Sistem Stadia
B.
Tujuan
Untuk mengetahui
jarak antara dua titik menggunakan alat bantu berupa teropong pada teodolit dan
rambu ukur
C.
Waktu dan tempat praktek
a. Hari,
tanggal : Kamis, 08 November 2012
b. Pukul : 13.00 – 16.00 WIB
c. Tempat : Halaman depan gedung Geodesi
Geomatika UGM
D.
Alat yang digunakan
·
Topcon TL 20 Series 1 buah
·
Statif 1
buah
·
Rambu ukur 1
buah
·
Pita ukur 1 buah
·
Paku payung 7 buah
E.
Langkah kerja
1. Menentukan
6 buah titik, misal titik A,B,C,D,E,dan F. Kemudian menandainya dengan paku
payung
2. Mendirikan
ststif tepat di atas titik A, kemudian melakukan centering dengan bantuan
unting-unting
3. Mengatur
ketinggian statif kira-kira setinggi dada pengamat dilanjutkan mengatur
kedataran kepala statif dan meletakkan topcon di atas kepala statif
4. Mengatur
centering optis menggunakan sekrup penyetel ABC dan mengatur nivo kotak
menggunakan pengaturan ketiga kaki statif, setelah semua terpenuhi maka topcon
telah dapat digunakan untuk mengukur
5. Mengukur
jarak AB,AC,AD,AE,dan AF menggunakan pita ukur
6. Mencatat
hasil pengukuran dengan pita ukur sebagai jarak sebenarnya
7. Salah
seorang memegang rambu ukur di titik B
8. Mengukur
jarak AB menggunakan topcon dengan membidik rambu ukur yang ada tepat di titik
B
9. Membaca
benang-benang stadia pada rambu ukur dan mencatat hasil bacaan sebagai ba,bt,bb
10. Membaca
bacaan sudut pada piringan vertikal dan mencatatnya sebagai sudut zenith
11. Melakukan
langkah 7 sampai dengan langkah 10 pada titik C,D,E,dan F
12. Membuat laporan dan
menarik kesimpulan
F.
Hasil pengukuran
G.
Kesimpulan
Berdasarkan
praktek yang telah dilakukan dan hasil pengukuran yang telah diperoleh, maka
dapat disimpulkan bahwa mengukur jarak tidak hanya dapat dilakukan dengan pita
ukur namun juga dapat dilakukan dengan teropong dan rambu ukur yaitu pengukuran
jarak optis. Ketelitian jarak optis yang diperoleh bergantung pada pembacaan
benang-benang stadia teropong oleh mata pengamat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar