Kamis, 06 Maret 2014

Pengukuran Sudut Horizontal dengan Pengukuran Tunggal dan Seri Rangkap pada Teodolit FK.



A.    Judul
     Pengukuran Sudut Horizontal dengan Pengukuran Tunggal dan Seri Rangkap pada Teodolit FK.

     B.     Tempat dan tanggal
Ø  Tempat             :     halaman belakang Fak. Geodesi & Geomatika
Ø  Tanggal            :     11 dan 15 Oktober 2012

    C.      Tujuan
     Praktikan dapat melakukan pengukuran sudut horizontal dengan cara pengukuran tunggal dan seri rangkap pada teodolit.

    D.    Peralatan yang digunakan :
1.      Teodolit fennel kessel (jenis : besar, 1 buah)
2.      Statip (1 buah)
3.      Unting-unting beserta benangnya (3 buah)
4.      Tripod/ kaki tiga (2 buah)
5.      Patok/ paku paying (3 buah)

     E.     Langkah kerja
     Menentukan 3 titik (seperti gambar I) dengan jarak antar titik masing-masing  +/- 30 meter. Berikan tanda pada titik dengan patok atau paku payung.

1.      Dirikan statip dititik I, atur sentering dengan bantuan unting-unting sehingga lurus tepat diatas titik I. Buat kepala statip sedater mungkin dan setinggi dada praktikan. Setelah sentering pasang teodolit diatas kepala statip, atur sehingga sumbu I vertikal dengan bantuan nivo kotak, nivo tabung alhidade, dan sekrup ABC pada teodolit.
2.      Dirikan tripod bersama unting-unting dititik II dan III. Usahakan unting-unting tepat diatas titik masing-masing.



3.      Pengukuran tunggal dan seri rangkap :
Ø  Arahkan teropong pada titik II (teodolit kedudukan biasa), bidikan benang silang vertikal teropong tepat pada benang unting-unting dengan bantuan klem pengunci dan skrup penggerak halus baik horizontal maupun vertikal.
Ø  Amati dan catat bacaan pada piringan horizontal.
Ø  Buka klem pengunci horizontal dan vertikal, putar sumbu I dan II sehingga kedudukan teodolit luar biasa (kedudukan teodolit luar biasa adalah nivo tabung alhidade disebrang praktikan dan nivo tabung teropong berada diatas teropong)
Ø  Bidikan benang silang vertikal teropong tepat pada benang unting-unting dengan bantuan klem pengunci dan skrup penggerak halus baik horizontal maupun vertikal.
Ø  Amati dan catat bacaan pada piringan horizontal. Ulangi kegiatan 2, 3, dan 4 dengan memindahkan teodolit dan perangkat lainnya secara bergantian di titik I, II, lalu ke-III.

       F.    Analisa Data
Ø  Ketentuan sudut dalam     = (n-2) x 180̊
                                             = (3-2) x 180̊
                                             = 180̊
Ø  Tor Fs   = 60”
                               = 60”
                               = 0̊ 01’ 43,92”
            Tabel. Data hasil Pengamatan
No
Titik Pengamat
Pengukuran
R1
R2
β = R2-R1
Rata-rata β
1
I
Biasa
50̊̊ 24’ 20”
120̊̊ 57’ 20”
70̊̊ 33’ 00”
70̊̊ 32’ 50”


Luar Biasa
230̊̊ 36’ 40”
301̊ 09’ 20”
70̊̊ 32’ 40”
2
II
Biasa
257̊ 19’ 20”
332̊ 04’ 20”
74̊ 45’ 00”
74̊ 45’ 20”


Luar Biasa
77̊ 41’ 40”
152̊ 27’ 20”
74̊ 45’ 40”
3
III
Biasa
69̊ 27’ 40”
104̊ 11’ 00”
34̊ 43’ 20”
34̊ 43’ 10”


Luar Biasa
249̊ 40’ 00”
284̊ 23’ 00”
34̊ 43’ 00”
∑β (jumlah sudut dalam)   =  70̊̊ 32’ 50” + 74̊ 45’ 20” + 34̊ 43’ 10”
                                           = 180̊ 01’ 20"

Fs = 180̊ 01’ 20" - 180̊
     = 00̊ 01’ 20” (memenuhi syarat karena Fs < 0̊ 01’ 43,92”)


      G.    Kesimpulan
     Dari hasil pengukuran kita dapat mengetahui sudut dalam horizontal dari titik I, titik II dan titik III dengan metode pengukuran tunggal dan seri rangkap menggunakan teodolit fennel kessel besar. Kesalahan sudut dalam (Fs) dari hasil pengukuran mempunyai nilai kurang dari nilai tor Fs, sehingga data pengukuran yang telah diperoleh dapat diterima.

1 komentar: