Pengukuran Sudut Horizontal dengan
Pengukuran Tunggal dan Seri Rangkap pada Teodolit FK.
B.
Tempat
dan tanggal
Ø
Tempat : halaman
belakang Fak. Geodesi & Geomatika
Ø
Tanggal : 11
dan 15 Oktober 2012
C.
Tujuan
Praktikan
dapat melakukan pengukuran sudut horizontal dengan cara pengukuran tunggal dan
seri rangkap pada teodolit.
D.
Peralatan
yang digunakan :
1.
Teodolit
fennel kessel (jenis : besar, 1 buah)
2.
Statip
(1 buah)
3.
Unting-unting
beserta benangnya (3 buah)
4.
Tripod/
kaki tiga (2 buah)
5.
Patok/
paku paying (3 buah)
E.
Langkah
kerja
Menentukan 3 titik (seperti gambar I) dengan jarak antar titik masing-masing +/- 30 meter. Berikan tanda pada titik dengan patok atau paku payung.
Menentukan 3 titik (seperti gambar I) dengan jarak antar titik masing-masing +/- 30 meter. Berikan tanda pada titik dengan patok atau paku payung.
1.
Dirikan
statip dititik I, atur sentering dengan bantuan unting-unting sehingga lurus
tepat diatas titik I. Buat kepala statip sedater mungkin dan setinggi dada
praktikan. Setelah sentering pasang teodolit diatas kepala statip, atur
sehingga sumbu I vertikal dengan bantuan nivo kotak, nivo tabung alhidade, dan
sekrup ABC pada teodolit.
2.
Dirikan
tripod bersama unting-unting dititik II dan III. Usahakan unting-unting tepat
diatas titik masing-masing.
3.
Pengukuran
tunggal dan seri rangkap :
Ø
Arahkan
teropong pada titik II (teodolit kedudukan biasa), bidikan benang silang
vertikal teropong tepat pada benang unting-unting dengan bantuan klem pengunci
dan skrup penggerak halus baik horizontal maupun vertikal.
Ø
Amati
dan catat bacaan pada piringan horizontal.
Ø
Buka
klem pengunci horizontal dan vertikal, putar sumbu I dan II sehingga kedudukan
teodolit luar biasa (kedudukan teodolit luar biasa adalah nivo tabung alhidade
disebrang praktikan dan nivo tabung teropong berada diatas teropong)
Ø
Bidikan
benang silang vertikal teropong tepat pada benang unting-unting dengan bantuan
klem pengunci dan skrup penggerak halus baik horizontal maupun vertikal.
Ø
Amati
dan catat bacaan pada piringan horizontal. Ulangi kegiatan 2, 3, dan 4 dengan
memindahkan teodolit dan perangkat lainnya secara bergantian di titik I, II, lalu
ke-III.
F.
Analisa
Data
Ø Ketentuan sudut
dalam = (n-2) x 180̊
=
(3-2) x 180̊
= 180̊
Ø Tor Fs = 60”
= 60”
=
0̊ 01’ 43,92”
Tabel. Data
hasil Pengamatan
No
|
Titik
Pengamat
|
Pengukuran
|
R1
|
R2
|
β
= R2-R1
|
Rata-rata
β
|
1
|
I
|
Biasa
|
50̊̊
24’ 20”
|
120̊̊
57’ 20”
|
70̊̊
33’ 00”
|
70̊̊ 32’ 50”
|
Luar
Biasa
|
230̊̊
36’ 40”
|
301̊
09’ 20”
|
70̊̊
32’ 40”
|
|||
2
|
II
|
Biasa
|
257̊
19’ 20”
|
332̊
04’ 20”
|
74̊
45’ 00”
|
74̊ 45’ 20”
|
Luar
Biasa
|
77̊
41’ 40”
|
152̊
27’ 20”
|
74̊
45’ 40”
|
|||
3
|
III
|
Biasa
|
69̊
27’ 40”
|
104̊
11’ 00”
|
34̊
43’ 20”
|
34̊ 43’ 10”
|
Luar
Biasa
|
249̊
40’ 00”
|
284̊
23’ 00”
|
34̊
43’ 00”
|
∑β (jumlah sudut dalam) = 70̊̊ 32’ 50” + 74̊ 45’
20” + 34̊ 43’ 10”
= 180̊ 01’ 20"
Fs = 180̊ 01’
20" - 180̊
= 00̊ 01’
20” (memenuhi syarat karena Fs <
0̊ 01’ 43,92”)
G.
Kesimpulan
Dari
hasil pengukuran kita dapat mengetahui sudut dalam horizontal dari titik I,
titik II dan titik III dengan metode pengukuran tunggal dan seri rangkap
menggunakan teodolit fennel kessel besar. Kesalahan sudut dalam (Fs) dari hasil
pengukuran mempunyai nilai kurang dari nilai tor Fs, sehingga data pengukuran
yang telah diperoleh dapat diterima.
DOTA DOTA DOTA DOTA DOTA DOTA =D
BalasHapus