Jumat, 07 Maret 2014

Pengecekan Penyipat Datar (WP) dan Pengukuran Beda Tinggi (Levelling)

  A. Judul
Pengecekan Alat Ukur Penyipat Datar dan Pengukuran Beda Tinggi (Levelling)
      B. Tempat dan tanggal
Ø  Tempat             :     halaman belakang Fak. Geodesi & Geomatika
Ø  Waktu              :     pukul 08.00 s.d 11.50 WIB
Ø  Tanggal            :     11 dan 15 Oktober 2012
      C. Tujuan
1.      Praktikan dapat melakukan pengecekan alat ukur sipat datar (waterpass) dengan syarat utama waterpass yaitu garis bidik telah sejajar dengan garis arah nivo dengan metode perhitungan tertentu.
2.      Praktikan dapat melakukan pengukuran beda tinggi dengan metode leveling menggunakan waterpass.
     E.  Peralatan yang digunakan :
1.      Waterpass/Penyipat datar             1 bh     (Sakkisa 226863 BIC)
2.      Statip                                             1 bh
3.      Rambu ukur                                  2 bh
4.      Pita ukur                                        1 bh
5.      Patok/ paku paying                       secukupnya
     G. Langkah kerja
I.         Pengecekan Penyipat Datar

1.      Menentukan 3 titik P, A, Q dan B (Gambar 1) dengan jarak antar titik masing-masing  +/- 30 meter dengan bantuan pita ukur. Berikan tanda pada titik dengan patok atau paku payung.
2.      Dirikan rambu di titik P dan Q, sedangkan perangkat waterpass kita dirikan di titik A, bidik rambu P (catat hasil bacaan sebagai baP1, btP1, bbP1). Putar teropong waterpass dan arahkan ke rambu di titik Q (catat hasil bacaan sebagai baQ1, btQ1, bbQ1).
3.      Pindahkan perangkat waterpass ke titik B, bidik rambu P (catat hasil bacaan sebagai baP2, btP2, bbP2). Putar teropong waterpass ke rambu di titik Q (catat hasil bacaan sebagai baQ2, btQ2, bbQ2).
4.      Hitung beda tinggi PQ (∆hPQ1) kedudukan alat di titik A dengan rumus :
                                        ∆hPQ1 = btQ1 – btP1
5.      Hitung beda tinggi PQ (∆hPQ2) kedudukan alat di titik B dengan rumus :
                                        ∆hPQ2 = btQ2 – btP2
6.      Alat waterpass/ penyipat datar disebut bebas kesalahan (garis visir sejajar garis arah nivo) jika nilai ∆hPQ= ∆hPQ2
7.      Jika tidak sama, maka ada kesalahan sebesar S =  90/60 x (∆hPQ2  - ∆hPQ1)
Dengan ketentuan Tor = 3 mm

I.         Pengukuran Beda Tinggi (Levelling)
a.    Jarak Pendek (20 m s.d 30 m)
              1. Tentukan 3 buah titik (A,S,B) dengan jarak AB +/- 30 meter (Gambar 2).

2.  Dirikan rambu di titik A dan titik B, sedangkat alat di titik S.
Usahakan jarak AS = BS.
3.    Arahkan teropong ke rambu di titik B (catat hasil bacaan sebagai baB, btB, bbB). Putar teropong waterpass ke rambu di titik A (catat hasil bacaan sebagai baA, btA, bbA).
4.    Hitung beda tinggi AB (∆hAB) dengan rumus :
                                       ∆hAB = btB –btA

     b.    Jarak Panjang (80 m s.d 100 m)
Tentukan dua buah titik yang akan diukur beda tingginya di titik A dan B dengan jarak 100 meter. 
1.      Karena jaraknya panjang, kita harus menentukan titik penggal ke dua titik tersebut (missal P).
2.      Dirikan rambu di titik A, P, B sedang alat kita dirikan di titik S1.
Usahakan jarak AS1 = PS1
3.      Arahkan teropong ke rambu di titik P. Catat hasil bacaan baP1, btP1, bbP1. Putar  teropong dan bidik rambu di titik A. Catat hasil bacaan baA, btA, bbA.
4.      Pindahkan alat ke titik S2. Usahakan jarak AS2 = PS2. Arahkan teropong ke rambu di titik B. Catat hasil bacaan baB, btB, bbB. Putar teropong dan bidik rambu di titik P. Catat hasil bacaan baP2, btP2, bbP2.
5.      Lakukan pengukuran beda tinggi sebanyak dua kali, yaitu pergi (A ke B) dan pulang (B ke A).
6.      Hitung beda tinggi tiap penggal/slag dengan rumus :
∆h = bt muka – bt belakang
7.      Hitung beda tinggi total(AB) dengan menjumlahkan beda tinggi tiap penggal/slag dengan rumus :
∆hAB = ∆hAP + ∆hBP
      H. Analisa Data
             Pengecekan Penyipat Datar
Tabel. Data hasil Pengamatan Pengecekan Penyipat Datar
* ∆hPQ=/ ∆hPQ2  (tidak sama dengan)
Ø  Besar kesalahan     =   90/60  x (∆hPQ2  - ∆hPQ1)
                                    =   0,0135 m
                                    =   13,5 mm
      I.  Kesimpulan
     Dari hasil pengukuran kita dapat mengetahui sudut dalam horizontal dari titik I, titik II dan titik III dengan metode pengukuran tunggal dan seri rangkap menggunakan teodolit fennel kessel besar. Kesalahan sudut dalam (Fs) dari hasil pengukuran mempunyai nilai kurang dari nilai tor Fs, sehingga data pengukuran yang telah diperoleh dapat diterima.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar